DomaiNesia

Bawaslu Sumbar Libatkan Anak Muda Awasi Pemilu 2029, Cegah Manipulasi Demokrasi

Melalui P2P, Bawaslu mendorong anak muda menjadi pengawas partisipatif yang kritis terhadap potensi pelanggaran.

Bawaslu Sumbar Libatkan Anak Muda Awasi Pemilu 2029, Cegah Manipulasi Demokrasi

HARIANSUMBAR – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sumatera Barat (Sumbar) menggandeng generasi muda untuk perkuat pengawasan Pemilu 2029.

Langkah ini diambil guna menjaga integritas demokrasi di tengah kompleksitas politik yang kian meningkat.

Anggota Bawaslu Sumbar, Muhamad Khadafi, menegaskan pentingnya peran aktif anak muda dalam mencegah pelanggaran pemilu.

“Ada tiga komponen utama dalam Pemilu yang rawan pelanggaran: peserta, penyelenggara, dan pemilih. Pengawasan ketat kunci cegah manipulasi,” ujarnya, Rabu (9/7/2025).

Khadafi menyampaikan hal tersebut saat membuka Pendidikan Pengawas Partisipatif (P2P) Bawaslu Sumbar.

P2P bukan sekadar pelatihan teknis, melainkan instrumen strategis membangun budaya politik berintegritas.

Melalui P2P, Bawaslu mendorong anak muda menjadi pengawas partisipatif yang kritis terhadap potensi pelanggaran.

Mulai dari politik uang, ujaran kebencian, penyalahgunaan fasilitas negara, hingga hoaks di media sosial.

“Pemilu bukan hanya urusan penyelenggara, tapi tanggung jawab kita semua. Anak muda harus berada di garis depan, suarakan kebenaran saat ada yang coba mencederai demokrasi,” tegas Khadafi.

Selain P2P, Bawaslu Sumbar meluncurkan inisiatif berbasis komunitas dan lokalitas, seperti Kampung Pengawasan, Kampus Pengawasan, dan Nagari Pengawasan. Tujuannya, menanamkan nilai pengawasan sejak level akar rumput.

“Kita ingin demokrasi tumbuh dari bawah, dari kampung ke kampus, dari nagari ke kota. Semua punya peran, semua harus terlibat,” imbuh Khadafi.

Langkah ini merupakan upaya konkret Bawaslu merawat demokrasi yang jujur, adil, dan bermartabat di Sumbar.

Partisipasi pemilu yang tinggi harus diimbangi kualitas pemilu yang bersih dari pelanggaran.

Khadafi mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya generasi muda, menjadi pelopor pengawas pemilu, bukan hanya pemilih pasif.

“Pemilu 2029 harus menjadi momentum kesadaran kolektif bahwa demokrasi yang sehat adalah demokrasi yang diawasi oleh rakyatnya sendiri,” pungkasnya.